Gigi geraham yang kuat diperlukan untuk menghancurkan makanan yang keras. Tetapi anehnya, burung-burung yang hidup di zaman modern tidak memiliki organ penting ini. Dahulu, burung yang hidup di zaman purba memiliki serangkaian gigi untuk membantu mencerna makanan. Tetapi dalam proses evolusi semua gigi menghilang. Bagaimana hal tersebut terjadi? Hal ini disebabkan untuk mengurangi bobot tubuh agar lebih mudah terbang. Proses evolusi menjadikan tubuh burung termodifikasi dimana ada beberapa tulang yang menghilang, beberapa tulang yang terpisah bersatu, tulang-tulang kompak/padat dirubah menjadi tulang-tulang berpori, dan agar ukuran paruh menjadi lebih ramping tentunya rangkaian gigi dihilangkan. Nah, dengan adanya modifikasi ini bobot pada bagian kepala menjadi jauh berkurang.

Untuk menggantikan fungsi gigi sebagai penghancur makanan, terdapat sebuah organ berupa kantong pencerna yang terletak di bawah sayap. Organ tersebut kita kenal sebagai tembolok. Organ inilah yang akan menghancurkan bebijian apapun yang masuk ke dalamnya. Dalam proses terbang, tembolok memiliki fungsi lain. Karena letaknya berada di bawah sayap menjadikan pusat gravitasi berada di bagian ini sehingga sedemikian rupa tubuh burung menjadi bersifat aerodinamis.

Perut burung memiliki dua bagian, pertama adalah perut sebenarnya yang berupa kantong berdinding otot tipis dimana terdapat asam dan berbagai macam enzim untuk mencerna makanan. Kemudian di belakang organ ini terdapat tembolok. Pada burung pemakan biji-bijian seperti merpati, organ ini memiliki dinding otot tebal yang sangat kuat. Pada permukaan dalamnya yang dilapisi keratin terdapat alur-alur yang bergelombang dimana saat terdapat biji-bijian yang dicerna, permukaan ini akan bergerak dengan kekuatan yang sangat besar sehingga dapat menghancurkan biji-bijian yang keras tersebut. Permukaan ini memiliki daya tahan yang kuat karena terus beregenerasi (terbentuknya lapisan baru menggantikan lapisan yang sudah tua/rusak). Nah, batu-batu kerikil memiliki peran penting membantu kerja organ ini. Dengan bantuan batuan kerikil yang sebelumnya ditelan juga oleh merpati, otot tembolok dapat bekerja lebih efisien menghancurkan makanan.

Semoga penjelasan di atas dapat menjawab rasa penasaran kalian atas tingkah laku aneh merpati yang gemar memakan kerikil. Ternyata bebatuan kerikil tidak boleh lagi dipandang sebelah mata, karena itu adalah benda berharga bagi merpati!

Sumber :
www.birdwatchingdaily.com