Jika kita mencintai sesuatu tentunya kita ingin mengetahui banyak hal tentang mereka bukan? Kali ini kita akan mengulik salah satu hal yang menarik dari merpati, hewan kesayangan kita, yaitu seluk-beluk tentang bagaimana proses bertelur dan menetasnya merpati karena ada beberapa hal yang mungkin belum kita ketahui. Mari kita simak pemaparannya.
Kapan Merpati Mulai Bertelur ?
Merpati biasanya akan mulai bertelur pada usia lima atau enam bulan. Dihitung dari hari saat ia menetas, dibutuhkan waktu lima sampai enam bulan bagi merati betina untuk mulai bertelur. Beberapa jenis merpati butuh waktu sedikit lebih lama, tetapi umumnya umur lima sampai enam bulan sudah mulai bertelur. Mengapa begitu? Ini menyangkut umur kedewasaan. Mereka butuh waktu setidaknya lima bulan untuk mencapai masa dewasa. Pada saat itu mereka siap untuk kawin dan bertelur. Tapi penting untuk memastikan nutrisi dan air yang diberikan mencukupi, karena hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan mereka. Merpati yang kurang asupan gizi cenderung lebih lama mencapai umur kedewasaan.
Biasanya umur tiga atau empat bulan mereka mulai kawin, itu adalah hal yang normal. Tapi jangan terlalu berharap sang betina akan bertelur karena mereka belum cukup dewasa untuk bisa bertelur.
Seberapa Sering Merpati Bertelur?
Normalnya, merpati bertelur 12 kali setahun dan menghasilkan telur 24 butir. Jadi bisa dihitung mereka bertelur sekali sebulan yang menghasilkan telur 2 butir. Tapi tidak mungkin 24 telur yang dihasilkan dapat menetas seluruhnya karena kemunkinan ada telur yang infertil (tidak subur) atau telur yang dihasilkan memang lebih sedikit.
Biasanya kita akan menemukan bahwa merpati akan bertelur secara konstan tiap bulannya sekali (jeda bertelur sekitar sebulan dari waktu bertelur satu ke waktu bertelur berikutnya). Berdasarkan pengalaman penulis (disini saya hanya menerjemahkan), merpati yang dipelihara di kandang akan lebih berkonsentrasi untuk bertelur dibandingkan dengan merpati yang biasa dibiarkan bebas. Jika proses menetas selesai, merpati akan kembali bersiap untuk bertelur dalam selang waktu dua minggu. Skenario ini berlaku secara umum di hampir semua jenis merpati, walaupun tetap ada beberapa pengecualian.
Bagaimanapun, sebaiknya pisahkan merpati jantan dan betina beberapa waktu untuk beristirahat. Bertelur secara terus-menerus meningkatkan kemungkinan telur yang dihasilkan menjadi infertil. Hal itu juga berpengaruh buruk terhadap tubuh sang betina. Jika ingin mendapatkan telur yang subur dan bayi yang sehat, lebih baik berikan mereka waktu beristirahat.
Berapa Banyak Telur yang dihasilkan Merpati Sekali Waktu?
Merpati normalnya bertelur sebanyak dua butir sekali waktu. Telur kedua biasanya dikeluarkan dalam jeda waktu 24 sampai 48 jam dari telur pertama. Jika menemukan tiga telur sekali waktu dari seekor betina, hal tersebut adalah hal yang tidak biasa. Dalam kasus ini biasanya telur ketiga akan berukuran lebih kecil dari dua telur yang lain dan bersifat infertil. Jika menemukan empat telur dalam sarang, kemungkinan besar telur-telur tersebut dihasilkan dari dua betina. Sebaiknya pasangkan masing-masing betina dengan membawa dua ekor pejantan dan pisahkan telur masing-masing.
Apakah Merpati dapat Bertelur Tanpa Kawin Terlebih Dahulu?
Ya, merpati dapat bertelur meskipun tidak kawin terlebih dahulu dengan pejantan. Ini cukup umum terjadi. Seperti sudah diketahui bahwa pada umur lima sampai enam bulan merpati mencapai umur dewasa dan siap untuk kawin. Tapi jika merpati betina tidak menemukan pejantan dewasa untuk kawin, maka ia akan tetap bertelur. Ada periode tertentu ketika seekor merpati menjadi dewasa untuk bertelur. Saat waktunya tiba, sang betina akan mencoba menarik perhatian seekor pejantan pertanda ia ingin kawin. Pada waktu yang sama sang betina akan mencari tempat bersarang dan bertelur. Dalam waktu ini sang betina dan pejantan akan kawin dan keduanya akan hidup bersama dalam satu sarang. Dengan alur ini kita bisa berekspektasi bahwa telur yang dihasilkan akan menetas. Tetapi, ketika sang betina tidak dapat menemukan pejantan manapun, ia akan tetap membuat sarang dan pada waktunya akan mengeluarkan telur. Tak hanya itu, mereka juga tetap akan mengerami telurnya. Tapi jangan berharap telurnya akan menetas, karena telur-telur tersebut tidak dibuahi sebelumnya oleh merpati jantan.
Penulis mengalami beberapa pengalaman unik berkaitan dengan hal ini. Salah satu merpati betina miliknya tidak dapat menemukan pasangan untuk kawin. Tapi suatu saat ia berhasil kawin dengan seekor pejantan yang sudah memiliki pasangan. Hal ini cukup menarik. Mereka kawin beberapa kali dalam situasi yang berbeda. Hasilnya, sang betina menghasilkan dua butir telur beberapa hari kemudian. Lima hari setelah dikeluarkan, telur-telurnya dicek kesuburannya, ternyata keduanya adalah telur fertil. Sang betina harus berjuang lebih karena harus mengerami telurnya sendirian tanpa adanya pejantan. Setelah ditunggu hingga hari ke-17 atau 18, telur-telurnya menetas. Sang betina melanjutkan perjuangannya merawat dan member makan para bayi sendirian. Kesimpulannya, merpati betina mampu mengerami telur subur dan merawat bayi sendirian tanpa dibantu pejantan.
Ukuran Telur Merpati
Ukuran normal telur merpati berkisar antara 3 sampai 4 cm. Variasinya muncul berdasarkan jenis merpati. Merpati berukuran besar akan menghasilkan telur yang lebih besar, contohnyamerpati jenis King Pigeon. Telur merpati ukurannya akan terlihat hampir setengahnya ukuran telur ayam. Cangkangnya juga tidak terlalu kuat, jadi harap berhati-hati saat memegangnya karena ia mudah pecah.
Proses Bertelurnya Merpati
Ada beberapa hal menarik selama proses bertelurnya merpati, mari kita simak pemaparannya. Setelah merpati jantan dan betina kawin, mereka akan sibuk membangun sarang. Mereka akan sangat protektif terhadap sarang mereka dan tidak akan membiarkan merpati lain untuk mendekatinya. Jika ada merpati yang mencoba mendekat, merpati jantan akan berkelahi dan mengusir merpati tersebut. Sangat penting untuk menjaga nutrisi pakan dan jangan lupa siapkan kerikil khusus untuk membantu pencernaan mereka. Gizi yang cukup membantu cangkang telur yang dihasilkan menjadi kuat.
Ketika waktunya tiba, sang betina akan mmengeluarkan telurnya. Selama bertelur merpati betina tidak akan meninggalkan sarang kecuali untuk makan dan minum. Selama sang betina bertelur, sang pejantan melakukan tugasnya melindungi sarang. Biasanya, merpati mengeluarkan telur pada sore hari. Ketika merpati mengeluarkan telur pertamanya, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menukar telur tersebut dengan telur palsu dan tunggu hingga telur kedua dikeluarkan. Biasanya telur kedua dikeluarkan sehari setelah telur pertama keluar atau terkadang dua hari kemudian. Itu adalah hal normal. Jika tidak terlihat lagi telur yang keluar setelah dua hari menunggu hal ini agak tidak biasa tetapi artinya tidak akan ada lagi telur yang keluar. Setelah mengeluarkan telur pertama, merpati betina akan duduk di atasnya untuk melindunginya. Jika ia keluar untuk makan, maka merpati jantan akan bergantian menjaga telur mereka.
Saat telur kedua keluar, ambil telur palsu yang diletakkan sebelumnya dan tukarkan kembali dengan dengan telur asli yang disimpan. Mengapa kita perlu repot-repot meletakkan telur palsu? karena jika telur pertama tidak ditukar dengan telur palsu, maka sesaat setelah telur pertama dikeluarkan merpati akan mulai mengeraminya. Saat tiba waktunya menetas, telur pertama akan menetas sehari lebih cepat dari telur kedua. Jika hal itu terjadi, bayi merpati akan berbeda ukuran tubuhnya. Karena bayi pertama lebih cepat menetas, ia akan makan lebih banyak dari induknya sehingga ukuran tubuhnya akan lebih besar. Sebaliknya, bayi kedua akan selalu lebih kecil karena lebih lemah dan memiliki kesempatan lebih sedikit untuk mendapatkan makanan. Jika telurnya menetas di hari yang sama, kedua bayinya bisa tumbuh dengan rasio yang sama. Keduanya bisa mendapat makanan dengan jumlah yang sama dan kemungkinannya kedua bayi akan tumbuh dengan sehat.
Masa Inkubasi (Pengeraman)
Pada masa ini pasangan merpati akan sangat waspada. Saat salah satunya sedang mengeram, yang lain akan menjaga sarang. Hal ini dilakukan secara bergantian oleh sang betina dan jantan. Telur akan selalu dalam perlindungan keduanya. Merpati jantan akan mengerami telur dari pagi hingga siang kemudian sang betina akan mengeram sepanjang malam. Hal tersebut terjadi selama proses mengeram sampai telur menetas.
Cara Mengecek Kesuburan Telur (Fertil/Infertil)
Jika merpati betina sudah mengeluarkan semua telurnya, sebaiknya catat tanggalnya. Hal ini mempermudah kita mengetahui umur telur. Setelah hari kelima, pengecekan kesuburan telur dapat dilakukan. Kalau telurnya subur, itu bagus tapi bila salah satu atau keduanya tidak subur, telur-telur ini harus segera disingkirkan. Hal ini akan membantu kedua indukan untuk kembali kawin dan menghasilkan telur lagi.
Untuk mengecek kesuburan telur, pertama beri sinar langsung di atas telur untuk melihat isinya. Kita bisa menggunakan senter biasa atau flashlight hp untuk menyinarinya. Sinarnya akan menembus cangkang telur sehingga isi telur dapat terlihat. Perhatikan warnanya. Warna yang terlihat bisa kuning saja atau kuning dengan sedikit semburat kemerahan seperti serabut di sekeliling warna kuning. JIka yang terlihat hanya kuning saja, yang mana kuning tersebut adalah dari kuning telur, maka hal tersebut menandakan bahwa telur tersebut tidak subur. Telur yang subur saat berumur lima hari akan muncul serabut kemerahan (pembuluh darah) di sekitar kuning telurnya. Serabut kemerahannya memang sedikit, jadi telur harus disinari dengan benar saat pengecekan agar isinya terlihat dengan jelas. Jika dilihat lebih teliti lagi, pembulu darah kemerahan juga terlihat menutupi keseluruhan telur. Baca artikel lengkapnya disini (klik).
Berapa Lama Waktu yang Diperlukan Sampai Telur Merpati Menetas
Umumnya telur merpati akan menetas dihari ke-17 sampai 19. Tapi hal ini juga tergantung dari jenisnya. Contohnya, Victoria Crowned Pigeon butuh sedikitnya 30 hari untuk mengeram, tergantung dari suhu pengeraman. Dari hari pertama telur keluar, baik merpati jantan dan merpati betina bekerja keras mengerami telur mereka. Mereka makan lebih sedikit dari biasanya selama periode ini. Biasanya butuh sampai 18 hari hingga telur menetas. Tapi jika salah satu indukan atau bahkan keduanya sakit, maka waktu merekam akan menjadi lebih lama atau bahkan telurnya tidak berhasil menetas karena tidak mendapatkan temperatur yang cukup saat dierami (tidak dierami dengan benar). Ya, suhu berperan penting dalam keberhasilkan Penetasan.
Proses Menetasnya Telur
Pertama, bayi merpati akan membuat lubang dari dalam telur, secara perlahan cangkang telur yang dipecahkan akan menghasilkan lubang yang cukup besar sehingga bayi burung bisa keluar. Biasanya sang induk membantu memecahkan cangkang telur dengan paruhnya. Adad baiknya kita bantu memecahkan cangkang telurnya, selain mempercepat proses penetasan, hal ini juga mencegah kemungkinan bagian cangkang telur yang tajam melukai kulit bayi merpati yang tipis. Selanjutnya bayi merpati akan mendapat panas yang baik dari induknya dan disusui dan diberi makan. Bagaimana cara merpati meyusui? Caranya dengan diloloh, susu akan dialirkan lewat mulut sang induk. Susunya berupa cairan putih kental penuh gizi bagi bayi merpati.
Mengapa Telur Bisa Tidak Menetas ?
Hal ini kadang terjadi. Bisa saja karena telurnya tidak subur, atau ada hal tertentu seperti kurangnya panas saat pengeraman sehingga bayi dalam telur telah mati sebelum menetas. Setelah 25 hari masa pengeraman telurnya belum menetas, bisa dipastikan bahwa telurnya tidak akan menetas.
Berapa Lama Telur Merpati Bisa Bertahan Tanpa Dierami?
Tanpa pengeraman, normalnya telur merpati dapat bertahan sampai 5 hari tetap subur dan kemungkinan masih bisa menetas. Bisa juga bertahan sampai dengan 7 hari tergantung suhu lingkungannya. Tidak seperti telur ayam, bahkan setelah beberapa hari disimpan di kulkas, telur ayam dapat ditetaskan nantinya. Kesuburannya tidak terpengaruh. Telur merpati tidak dapat bertahan lama seperti telur ayam. Tidak direkomendasikan menyimpannya di kulkas. Itu akan menghilangkan kelembaban telurnya dan menjadikan kesuburannya hilang. Suatu ketika hal buruk terjadi seperti indukan mati dan telur tidak ada yang mengerami, kita tetap dapat membuat telurnya menetas dengan menumpangkan telurnya pada induk lain yang juga sedang mengeram.
Mengapa Merpati Meninggalkan Telur Mereka?
Merpati dapat meninggalkan telur mereka karena banyak alasan. Seringnya, mereka akan meninggalkan telur mereka setelah masa pengeraman selesai. Jika setelah 20 sampai 22 hari telurnya belum menetas, mereka mengerti bahwa telurnya tidak akan menetas, jadi mereka meninggalkannya. Hal lainnya yaitu saat kita memindahkan sarang mereka yang berisi telur karena suatu alasan, mereka akan merasa tidak nyaman sehingga telurnya akan ditinggalkan bahkan mereka akan pergi dan membuat sarang di tempat lain. Kemungkinan lainnya adalah mereka takut akan sesuatu, karena saat bertelur merpati menjadi sangat sensitif.Bisa saja karena kita sering mendatangi sarang mereka itu menjadi sangat mengganggu bagi mereka sehingga membuat mereka meninggalkan telurnya. Kondisi kesehatan yang tidak baik juga dapat mengakibatkan merpati tidak dapat maksimal mengerami telur. Ketika sakit, kita bisa lihat dari perilakunya. Sepanjang waktu mereka akan membengkak, bukannya menduduki telur mereka. Pada akhirnya mereka akan meninggalkan telur tersebut. Alasan lainnya yaitu jika salah satu indukan merpati mati atau hilang, pasangannya akan meninggalkan telurnya. Tapi dalam beberapa kasus seperti yang dijelaskan sebelumnya, seekor merpati bisa mengerami dan merawat bayi merpati sendirian tanpa pasangan. Keberadaan musuh seperti ular, elang, musang, dan lainnya juga bisa menyebabkan merpati meninggalkan telur dan sarangnya. Ada pula beberapa spesies merpati yang tidak baik dalam merawat telur mereka. Saat bertelur mereka tidak mengeraminya dengan baik. Begitu bayinya menetas mereka juga tidak merawat bayi mereka dengan baik.
Sumber :
birdsprofile.com
Komentar